Bicara Tentang Rumput Tetangga

Kata orang, rumput tetangga itu lebih hijau.

Padahal kita nggak tau, apa yang ada di balik rumput tetangga yang lebih hijau itu. Kehijuan yang menawan dari rumput itu cuma muncul dari judgement kita sebagai tetangga. Memangnya tau apa sih tetangga? Bisa saja, dia hijau karena diwarnai, sehingga nggak kelihatan cacatnya. Sometimes people camouflage things and show only the best version of them self to other people. Bisa saja, di dasar rumput yang nampak hijau itu ada tai kucing yang sudah mengeras karena saking lamanya. Kadang kita terlalu sibuk melihat yang bagusnya saja, sampai lupa kalau segala sesuatu itu pasti ada minusnya juga. Tapi bisa saja, rumput itu memang hijau karena diberi pupuk dan air yang bagus sehingga sehat. Kita sering lupa kalau mungkin segala keindahan yang sekarang kita lihat itu juga hasil perjuangan dan proses panjang si tetangga, dan yang sekarang kita lihat cuma hasilnya saja. Kita nggak tau pasti, mungkin saja si tetangga memang total berusaha dan berdoa supaya rumput di tamannya jadi hijau dan cantik. Atau simply, dia memang ditakdirkan menjadi rumput yang hijau. Kalau yang ini sih memang sudah rencana Tuhan, mungkin Tuhan punya maksud lain buat si tetangga di masa depan nanti yang sekarang kita belum tau, yang sekarang cuma bisa kita terima saja. Well, the point is, we never really know.

Di jaman sosial media ini akses informasi cuma one click away. Termasuk informasi tentang life update dan achievement temen-temenmu atau orang-orang di luar sana. The more I know, the higher probability I could get envy. Mungkin bukan envy in the very negative way ya. But there is time I question like, seru banget ya hidup dia kayaknya, enak ya dia kayak gitu, pengen deh jadi dia bisa ini bisa itu dapet ini dapet itu, kok aku nggak kayak dia ya, and so on. Aku masih manusia biasa yang kadang pikirannya seperti itu.

Di sisi lain, aku sadar betul sesadar-sadarnya, hal-hal seperti itu tidak seharusnya ada di pikiranku. Seharusnya aku lebih bersyukur yang banyak banyak banyak atas apa yang Allah kasih sampai detik ini. Aku harus bersyukur diberikan kesehatan dan nggak ada kekurangan. Bisa jadi di saat kita sibuk menginginkan kehidupan orang lain, di luar sana ada orang lain lagi yang justru menginginkan kehidupan kita. Makanya kita harus bersyukur yang sangaatt banyak. Aku juga harus ingat bahwa Allah adalah sebaik-baiknya pengatur, sehingga pasti setiap orang akan mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan.

Pernah suatu hari aku melihat update dari seorang teman di sosmed tentang kehidupannya (yang kebetulan adalah kehidupan ideal yang kuimpikan dan kucita-citakan), muncul pertanyaan di diri sendiri, "Kenapa ya dia bisa kayak gitu dan aku enggak? Apa yang salah dan apa yang harus aku lakukan?". Setelahnya aku buru-buru mengingatkan diri sendiri kalau aku nggak seharusnya membanding-bandingkan karena percaya atau nggak, itu adalah sumber dari penyakit hati. Dan penyakit hati adalah sumber dari penyakit yang lain-lain, so.. Yang seharusnya aku lakukan adalah menjadikannya motivasi saja supaya aku nggak pernah berhenti berdoa dan berusaha. Kita nggak pernah tau doa dan usaha ke berapa yang akan dikabulkan, kan? Jangan sampai hari ini aku ngeluh dan berhenti, padahal doaku besok adalah yang akan dikabulkan. Ya kan guys?

So.. yeah, sebagai manusia biasa aku masih harus banyak belajar (walaupun menjadi manuasia biasa bukanlah sebuah excuse untuk menghalalkan bersikap iri atau berbuat salah ya). Belajar bersyukur, menerima, nggak ngejudge. Yang terutama cobaan macam ini datang kalau hidup lagi terasa berat dan melelahkan.

Ya nggak papa ya gengs, kita harus kuat dan sabar. Karena ujian itu diberikan cuma untuk yang bisa melaluinya. Karena ujian itu datang pasti sama kunci jawabannya.

Manusia manusia kuat, itu siapa?
Itu kita
Jiwa jiwa yang kuat, itu siapa?
Itu kita

Gitu kata Mas Tulus

Mulai nggak nyambung kan, jadi segitu dulu aja ya. See you on my next post.




Comments

Popular Posts