Sedikit Tentang Ambisi, Niat, dan Tujuan

Beberapa bulan lalu waktu baru lulus aku bertemu seorang teman untuk mengobrol. Kali ini bukan hanya life update biasa tapi kami banyak ngobrol tentang hidup dan kehidupan kami. Si teman ini seru sekali diajak ngobrol kayak gini, dia banyak baca buku, sharing sama orang lain, banyak pengalaman, dan pandai sekali memaknai sesuatu.

Long story short, I ended up telling her that I was in a dilemma. Waktu itu (dan sampai sekarang) aku punya cita-cita dan keinginan yang sedang mati-matian kukejar dan sangat ingin kuwujudkan. Tapi aku ingat, di waktu lain, aku membaca insta story yang dia share yang mengatakan kalau dunia ini hanya sementara dan ada akhirat yang lebih penting untuk dikejar karena di sana lah kehidupan kekal yang sesungguhnya. Lalu aku sadar bahwa memang benar, kita harusnya mempersiapkan bekal untuk afterlife lebih banyak. Kemudian aku tanya,

"Hey, kamu punya mimpi yang pingin kamu capai selagi kamu masih hidup nggak sih? Maksudku, mimpi yang cuma bisa dan terasa di dunia aja."

Belum sempat dia menjawab, aku tanya lagi,

"Gimana caranya aku punya mimpi tapi nggak ngelupain akhirat? Kamu paham ga sih? Ketika kamu ngejar mimpimu kadang kamu merasa bersalah kok hidup ini duniawi sekali. Apalagi ketika kamu ngejar mimpi itu sambil ambis."

Waktu itu dia berpikir cukup lama untuk menjawab pertanyaan ini,

"Aku punya kok mimpi yang duniawi. Tapi aku akan mewujudkannya untuk tujuan yang tidak sekedar duniawi."

Just like that, dan aku masih nggak ngerti maksud jawaban dia apa.

Setelah beberapa bulan dari pertemuan itu, dia chat aku lagi ngasih tulisan yang ada di link ini. Kemudian hati dan pikiranku terbuka.

Nggak pernah ada yang salah dengan bermimpi. Dreams and hopes keep you alive. Yang perlu aku lakukan adalah meluruskan niat tentang mimpi itu, dan cara menggapai mimpi itu (this is actually the hardest part, though). Berjuanglah dengan tenang, tinggalkan ambisi di belakang dan ganti dengan harapan bahwa segala perjuangan sejatinya adalah sebentuk pengabdian.

Lagi-lagi sebenarnya ini justru merupakan hal yang sulit. Setelah kemarin aku bertanya-tanya tentang why, why, and why, dan belum dapat jawabannya, sekarang malah dapat PR lagi untuk meluruskan niat.

Life, oh, life..

Comments

Popular Posts