Sebuah Cerita Tentang Melihat Bintang

Hmm aku bingung harus memulai tulisan ini dari mana. Aku bahkan bingung harus memberi judul apa.

Okay let's start from here. Jadi, saya punya keluarga besar yang suka perjalanan outdoor. Singkat kata singkat cerita, kami pernah bermalam di suatu villa di Kaliurang ketika lebaran, dimana setelah acara bermain kami bercengkrama ngalor-ngidul di loteng villa. Loteng itu tidak beratap dan cukup tinggi dibandingkan bangunan di kanan dan kirinya. Setelah puas menyalakan kembang api sampai di marahi dan disenteri warga setempat, saya dan saudara-saudara mulai menengok ke atas, ke hamparan langit luas. Lalu kami menggelar tikar di atas dan satu per satu merebahkan badannya agar lebih mudah menikmati langit walaupun angin malam bertiup-tiup dengan dinginnya. Kami bahkan melihat bintang jatuh berkali kali, berebut banyak-banyakan bintang jatuh yang dilihat. Waktu itu kami semua amazed banget sama bintang-bintang jatuh itu. Serius langit cantik sekali malam itu.

Di lain kesempatan, belum lama ini sekitar pertengahan Desember tahun lalu kami sekeluarga besar kembali punya acara outdoor yaitu beachcamp. Pantai yang kami pilih sangat sepi, hanya ada dua kelompok camping saja yang berkunjung. Apalagi kelompok sebelah cepat tidur malam jadi pantai serasa milik keluarga kami hahaha. Ohya, ini adalah acara campin paling epic yang pernah ada. Kami disupport sepenuhnya oleh orang tua-orang tua kami. Kalau ada yang lapar dan mau pesan mie di warung tinggal pesan, kami bawa tikar dan kasur lipat, ada sofa pompa yang besar dan sangat nyaman, bahkan kalau mau tidur di villa juga bisa disiapkan (tapi akhirnya cuma sebagian orang tua saja kok yang tidur di villa). Setelah acara seru-seruan, bakar-bakaran, dan sebagainya tiba saatnya kami gitaran nyanyi-nyanyi sambil tiduran di sofa nyaman. Sudah tiduran di alam terbuka, apalagi yang kami lakukan kalau bukan melihat bintang? Malam itu sempat hujan sebentar dan saat itu pun masih ada awan yang menggelayut di langit. Tapi di balik itu semua masih terlihat langit berhias bintang nan indah. Lagi-lagi kami berlomba mencari bintang jatuh. Dan lagi-lagi malam itu langit cantik bukan main.

Kemudian, di saat yang lain di sabtu yang baru saja lewat keluarga kami kembali berkumpul kali ini untuk belajar. Hal yang kami bahas adalah surat Al-Mulk. Surat yang luar biasa dalam Al-Qur'an. Ayat yang paling menarik dan membekas bagi saya pribadi adalah ayat 5 yang artinya:
And We have certainly beautified the nearest heaven with stars and have made (from) them what is thrown at the devils and have prepared for them the punishment of the Blaze.
Kira-kira artinya dalam bahasa Indonesia jadi begini:
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang,  dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.

MasyaAllah sekali ya.. kita manusia memang nggak ada apa-apanya dibanding Allah SWT. Ternyata indahnya langit memang sudah disiapkan untuk kita nikmati. Dan mengapa syaitan-syaitan itu dilempar? Karena syaitan kerap mencuri dengar pembicaraan-pembicaraan langit sehingga bintang dijadikan alat pelempar syaitan. MasyaAllah.. MasyaAllah sekali..

Kalau langit yang paling dekat saja sudah sedemikian indahnya, bagaimana dengan langit-langit yang kedua, ketiga, sampai ketujuh ya? Waah..

Comments

Post a Comment

Popular Posts